EnglishFrenchGermanSpainItalianDutch RussianPortugueseJapaneseKorean ArabicChinese Simplified
Choose Your Language

Minggu, 30 Desember 2012

Sudah Ada Merajan kok Dirikan Kamar Suci ?


Pertanyaan :
Belakangan ada kecenderungan, meski sudah mempunyai sanggah atau merajan umat hindu juga membuat “kamar suci”. Gejala apakah ini dan mengapa tidak memaksimalkan saja fungsi sanggah atau merajan yang sudah ada ?

         I Made Suradwipa
                                                                                                                                                 Pedankelan – Sanur Kauh

Jawaban :
Ada beberapa perubahan perilaku keagamaan yang belakangan menggejala di kalangan umat Hindu di antaranya yang berkaitan dengan aspek intelektual, seremonial, ritual dan spiritual. Dari aspek intelektual , tradisi untuk menerima tetamianyang bersifat “gugon tuwon” sudah mulai dikikis. Contoh terbaru adalah munculnya usulan kaum kristisi Hindu untuk membatalkan keputusan “Sabha Pandita” yang menyangkut kewenangan “Muput Karya” di Pura Besakih
Dari aspek ceremonial, umat hindu cenderung lebih memperlihatkan segi segi upacara yadnya dari sisi kemeriahan, kesemarakan dan kebesaran material. Asal upacara yadnya sudah meriah , semarak dan menghabiskan dana yang besar ada anggapan “karya persembahan” tersebut dinilai sukses meski belum tentu  “Sidhaning Don”. Dari aspek ritual gejala yang semakin tampak adalah selain menampilkan sisi seremonialnya juga terkesan “ritual oriented”. Artinya seakan akan hidup berkeagamaan itu hanya selesai sebatas ritual saja . Sementara realisasinya ritual ke demensi moral dan social kurang begitu menggejala. Dan terakhir dari aspek spiritual kecenderungan baru yang muncul adalah munculnya individu atau kelompok kelompok umat yang berupaya menempuh  “jalan sendiri” dalam kerangka hakikat hidup, menemukan jalan Tuhan , meningkatkan pemahaman dan penghayatan  agama yang tentunya menguatkan sradha dan bhakti. Praktiknya antara lain, mengikuti kegiatan kerohanian melalui aliran aliran kepercayaan , kelompok spiritual, grup studi keagamaan, ashram dll.
Tanpa bermaksud dikhotomi salah benar, baik buruk, patut tan patut, apapun perubahannya yang terjadi dan sedang dialamin oleh umat hindu asal  ke semuanya di arahkan untuk tujuan meningkatkan sradha dan bhakti tidaklah merupakan masalah. Termasuk kecenderungan sebagaian kecil umat Hindu yang belakangan gandrung membuat kamar suci  meskipun sudah memiliki sanggah atau pun merajan.
Gejala ini agaknya dapat di pandang sebagai suatu bentuk pencarian dan atau pendakian spiritual yang boleh jadi belum terpuaskan melalui media sanggah atau pun merajan. Sebab harus diakui, dalam pandangan traditional, sanggah / merajan itu lebih berfungsi atau di fungsikan dalam skup terbatas sebagai tempat “maturan” atau lebih jauh lagi sebagai tempat  “muspa” . Sementara sisi pembinaan spiritual harus dilakukan sendiri sendiri antara lain di lakukan dengan ikut dalam kegiatan keagamaan melalui kelompok atau grup kerohanian.
Dari proses pembelajaran diri itu mereka menyadari bahwa ternyata beragama itu tidak selesai pada aspek ritual, seremonial atau intelektual saja, tetapi sisi spiritualnya harus pula di penuhi atau di puaskan. Dalam pencarian itulah mereka diantaranya membuat ruang ruang rohani atau kamar-kamar spiritual yang popular disebut sebagai kamar suci yang cenderung bersifat individual dimana umat dengan ilmu agama yang didapat, kemampuan bathin yang dimiliki dalam melakukan kegiatan sembah bhakti mulai dari Tri Sandya, berjapa ataupun meditasi dengan kidmat. Khusuk guna lebih memantapkan kedekatannya pada Tuhan.
                                                                                         
Di kutip dari jawaban I Gusti Ketut Widana


source:  deyudi

0 komentar:

Posting Komentar