Subha Karma
berarti perbuatan yang baik. Subhakarma adalah sumber dari kesusilaan, yaitu
segala tingkah laku yang baik dan mulia yang selaras dengan ketentuan Dharma.
Bentuk-bentuk perbuatan yang tergolong Subha Karma, sesuai dengan dharma dimaksud dan disebutkan dalam ajaran agama Hindu, dapat dijabarkan ke dalam beberapa hal.
Hal-hal yang dapat digolongkan ke dalam Subha Karma adalah :
Bentuk-bentuk perbuatan yang tergolong Subha Karma, sesuai dengan dharma dimaksud dan disebutkan dalam ajaran agama Hindu, dapat dijabarkan ke dalam beberapa hal.
Hal-hal yang dapat digolongkan ke dalam Subha Karma adalah :
1.
|
Tri
Kaya Parisudha
|
||
Tri
kaya Parisudha artinya tiga gerak perilaku manusia yang harus disucikan,
yaitu berfikir yang bersih dan suci (manacika), berkata yang benar (Wacika)
dan berbuat yang jujur (Kayika). Jadi dari pikiran yang bersih akan timbul
perkataan yang baik dan perbuatan yang jujur. Dari Tri Kaya Parisudha ini
timbul adanya sepuluh pengendalian diri yaitu 3 macam berdasarkan pikiran, 4
macam berdasarkan perkataan dan 3 macam lagi berdasarkan perbuatan. Tiga
macam yang berdasarkan pikiran adalah tidak menginginkan sesuatu yang tidak
halal, tidak berpikiran buruk terhadap mahkluk lain dan tidak mengingkari
adanya hukum karmaphala. Sedangkan empat macam yang berdasarkan atas
perkataan adalah tidak suka mencaci maki, tidak berkata kasar kepada makhluk
lain, tidak memfitnah dan tidak ingkar pada janji atau ucapan. Selanjutnya
tiga macam pengendalian yang berdasarkan atas perbuatan adalah tidak menyiksa
atau membunuh makhluk lain, tidak melakukan kecurangan terhadap harta benda
dan tidak berjina.
|
|||
2.
|
Catur
Paramita
|
||
Catur Paramita adalah empat bentuk budi luhur, yaitu Maitri,
Karuna, Mudita dan Upeksa.
a. Maitri artinya lemah lembut, yang merupakan
bagian budi luhur yang berusaha untuk kebahagiaan segala makhluk.
b. Karuna adalah belas
kasian atau kasih sayang, yang merupakan bagian dari budi luhur, yang
menghendaki terhapusnya pendertiaan segala makhluk.
c. Mudita artinya sifat
dan sikap menyenangkan orang lain.
d. Upeksa artinya sifat
dan sikap suka menghargai orang lain. Catur Paramita ini adalah tuntunan
susila yang membawa masunisa kearah kemuliaan.
|
|||
3.
|
Panca
Yama Bratha
|
||
Panca
Yama Bratha adalah lima macam pengendalian diri dalam hubungannya dengan
perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian bathin. Panca Yama
Bratha ini terdiri dari lima bagian yaitu :
a. Ahimsa artinya
tidak menyiksa dan membunuh makhluk lain dengan sewenang-wenang,
b. Brahmacari artinya tidak
melakukan hubungan kelamin selama menuntut ilmu, dan berarti juga
pengendalian terhadap nafsu seks,
c. Satya artinya benar,
setia, jujur yang menyebabkan senangnya orang lain.
d. Awyawahara
atau Awyawaharita artinya melakukan usaha yang selalu bersumber
kedamaian dan ketulusan, dan
e. Asteya
atau Astenya artinya tidak mencuri atau menggelapkan harta benda milik
orang lain.
|
|||
4.
|
Panca
Nyama Bratha
|
||
Panca
Nyama Bratha adalah lima macam pengendalian diri dalam tingkat mental untuk
mencapai kesempurnaan dan kesucian bathin, adapun bagian-bagian dari Panca
Nyama Bratha ini adalah
a.
Akrodha artinya tidak marah,
b.
Guru Susrusa artinya hormat,
taat dan tekun melaksanakan ajaran dan nasehat-nasehat guru,
c.
Aharalaghawa artinya
pengaturan makan dan minum, dan
d.
Apramada artinya taat tanpa
ketakaburan melakukan kewajiban dan mengamalkan ajaran-ajaran suci.
|
|||
5.
|
Sad
Paramita
|
||
Sad
Paramita adalah enam jalan keutamaan untuk menuju keluhuran. Sad
Paramita ini meliputi:
a.
Dana Paramita
artinya memberi dana atau sedekah baik berupa materiil maupun spirituil;
b.
Sila Paramita
artinya berfikir, berkata, berbuat yang baik, suci dan luhur;
c.
Ksanti Paramita
artinya pikiran tenang, tahan terhadap penghinaan dan segala penyebab
penyakit, terhadap orang dengki atau perbuatan tak benar dan kata-kata yang
tidak baik;
d.
Wirya Paramita
artinya pikiran, kata-kata dan perbuatan yang teguh, tetap dan tidak berobah,
tidak mengeluh terhadap apa yang dihadapi. Jadi yang termasuk Wirya
Paramita ini adalah keteguhan pikiran (hati), kata-kata dan perbuatan
untuk membela dan melaksanakan kebenaran;
e.
Dhyana Paramita
artinya niat mempersatukan pikiran untuk menelaah dan mencari jawaban atas
kebenaran. Juga berarti pemusatan pikiran terutama kepada Hyang Widhi dan
cita-cita luhur untuk keselamatan;
f.
Pradnya Paramita
artinyaa kebijaksanaan dalam menimbang-nimbang suatu kebenaran.
|
|||
6.
|
Catur
Aiswarya
|
||
Catur
Aiswarya adalah suatu kerohanian yang memberikan kebahagiaan hidup
lahir dan batin terhadap makhluk. Catur Aiswarya terdiri dari Dharma,
Jnana, Wairagya dan Aiswawarya.
a.
Dharma adalah segala perbuatan yang
selalu didasari atas kebenaran;
b.
Jnana
artinya pengetahuan atau kebijaksanaan lahir batin yang berguna demi
kehidupan seluruh umat manusia.
c.
Wairagya
artinya tidak ingin terhadap kemegahan duniawi, misalnya tidak berharap-harap
menjadi pemimpin, jadi hartawan, gila hormat dan sebagainya;
d.
Aiswarya
artinya kebahagiaan dan kesejahteraan yang didapatkan dengan cara (jalan)
yang baik atau halal sesuai dengan hukum atau ketentuan agama serta hukum
yang berlaku di dalam masyarakat dan negara.
|
|||
7.
|
Asta
Siddhi
|
||
Asta
Siddhi adalah delapan ajaran kerohanian yang memberi tuntunan
kepada manusia untuk mencapai taraf hidup yang sempurna dan bahagia lahir
batin. Asta Siddhi meliputi:
a.
Dana
artinya senang melakukan amal dan derma;
b.
Adnyana
artinya rajin memperdalam ajaran kerohanian (ketuhanan);
c.
Sabda artinya dapat mendengar wahyu
karena intuisinya yang telah mekar;
d.
Tarka
artinya dapat merasakan kebahagiaan dan ketntraman dalam semadhi;
e.
Adyatmika Dukha
artinya dapat mengatasi segala macam gangguan pikiran yang tidak baik;
f.
Adidewika Dukha
artinya dapat mengatasi segala macam penyakit (kesusahan yang berasal dari
hal-hal yang gaib), seperti kesurupan, ayan, gila, dan sebagainya.
g.
Adi Boktika
artinya dapat mengatasi kesusahan yang berasal dari roh-roh halus, racun dan
orang-orang sakti; dan
h.
Saurdha
adalah kemampuan yang setingkat dengan yogiswara yang telah mencapai
kelepasan.
|
|||
8
|
Nawa
Sanga
|
||
Nawa
Sanga terdiri dari: Sadhuniragraha artinya setia
terhadap keluarga dan rumah tangga; a. Andrayuga artinya mahir dalam ilmu
dan dharma;
b.
Guna bhiksama artinya jujur terhadap harta majikan;
c.
Widagahaprasana artinya mempunyai batin yang tenang dan sabar;
d.
Wirotasadarana artinya berani bertindak berdasarkan hukum;
e.
Kratarajhita artinya mahir dalam ilmu pemerintahan;
f.
Tiagaprassana artinya tidak pernah menolak perintah;
g.
Curalaksana artinya bertindak cepat, tepat dan tangkas; dan
h.
Curapratyayana artinya perwira dalam perang.
|
|||
9.
|
Dasa
Yama Bratha
|
||
Dasa
Yama Bratha adalah sepuluh macam pengendalian
diri, yaitu
a.
Anresangsya
atau Arimbhawa artinya tidak mementingkan diri sendiri;
b.
Ksama artinya suka mengampuni
dan dan tahan uji dalam kehidupan;
c.
Satya
artinya setia kepada ucapan sehingga menyenangkan setiap orang;
d.
Ahimsa
artinya tidak membunuh atau menyakiti makhluk lain;
e.
Dama
artinya menasehati diri sendiri; Arjawa artinya jujur dan
mempertahankan kebenaran;
f.
Priti
artinya cinta kasih sayang terhadap sesama mahluk;
g.
Prasada
artinya berfikir dan berhati suci dan tanpa pamerih;
h.
Madurya
artinya ramah tamah, lemah lembut dan sopan santun; dan
i.
Mardhawa
artinya rendah hati; tidak sombong dan berfikir halus.
|
|||
10.
|
Dasa
Nyama Bratha
|
||
Dasa
Nyama Bratha terdiri dari:
a.
Dhana
artinya suka berderma, beramal saleh tanpa pamerih;
b.
Ijya
artinya pemujaan dan sujud kehadapan Hyang Widhi dan leluhur;
c.
Tapa
artinya melatih diri untuk daya tahan dari emosi yang buruk agar dapat
mencapai ketenangan batin;
d.
Dhyana
artinya tekun memusatkan pikiran terhadap Hyang Widhi;
e.
Upasthanigraha
artinya mengendalikan hawa nafsu birahi (seksual);
f.
Swadhyaya
artinya tekun mempelajari ajaran-ajaran suci khususnya, juga pengetahuan
umum;
g.
Bratha
artinya taat akan sumpah atau janji;
h.
Upawasa
artinya berpuasa atau berpantang trhadap sesuatu makanan atau minuman yang
dilarang oleh agama;
i.
Mona
artinya membatasi perkataan; dan
j.
Sanana
artinya tekun melakukan penyician diri pada tiap-tiap hari dengan cara mandi
dan sembahyang.
|
|||
11.
|
Dasa
Dharma
|
||
Yang
disebut Dasa Dharma menurut Wreti Sasana, yaitu
a.
Sauca
artinya murni rohani dan jasmani;
b.
Indriyanigraha
artinya mengekang indriya atau nafsu;
c.
Hrih
artinya tahu dengan rasa malu;
d.
Widya
artinya bersifat bijaksana;
e.
Satya
artinya jujur dan setia terhadap kebenaran;
f.
Akrodha
artinya sabar atau mengekang kemarahan;
g.
Drti artinya
murni dalam bathin;
h.
Ksama
artinya suka mengampuni;
i.
Dama
artinya kuat mengendalikan pikiran; dan
j.
Asteya
artinya tidak melakukan kecurangan.
|
|||
12.
|
Dasa
Paramartha
|
||
Dasa
Paramartha ialah sepuluh macam ajaran
kerohanian yang dapat dipakai penuntun dalam tingkah laku yang baik serta
untuk mencapai tujuan hidup yang tertinggi (Moksa). Dasa Paramartha
ini terdiri dari:
a.
Tapa
artinya pengendalian diri lahir dan bathin;
b.
Bratha
artinya mengekang hawa nafsu;
c.
Samadhi artinya konsentrasi pikiran
kepada Tuhan;
d.
Santa
artinya selalu senang dan jujur;
e.
Sanmata
artinya tetap bercita-cita dan bertujuan terhadap kebaikan;
f.
Karuna
artinya kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup;
g.
Karuni
artinya belas kasihan terhadap tumbuh-tumbuhan, barang dan sebagainya;
h.
Upeksa
artinya dapat membedakan benar dan salah, baik dan buruk;
i.
Mudhita
artinya selalu berusaha untuk dapat menyenangkan hati oranglain; dan
j.
Maitri
artinya suka mencari persahabatan atas dasar saling hormat menghormati.
|
Asuba karma
adalah segala tingkah laku yang tidak baik yang selalu menyimpang dengan
Cubakarma(perbuatan baik).
Asubakarma (perbuatan tidak
baik) ini, merupakan sumber dari kedursilaan, yaitu segala bentuk perbuatan
yang selalau bertentangan susila atau dharma dan cenderung mengarah kepada
kejahatan.
Semua jenis perbuatan yang tergolong asubhakarma ini merupakan larangan-larangan yang harus dihindari dalam hidup ini. Karena semua perbuatan asubhakarma ini menyebabkan manusia berdosa dan hidup menderita.
Semua jenis perbuatan yang tergolong asubhakarma ini merupakan larangan-larangan yang harus dihindari dalam hidup ini. Karena semua perbuatan asubhakarma ini menyebabkan manusia berdosa dan hidup menderita.
Menurut agama Hindu,
bentuk-bentuk asubhakarma yang harus dihindari adalah
1.
|
Tri
Mala
|
Tri
Mala adalah tiga bentuk prilaku manusia yang sangat kotor, yaitu
a.
Kasmala ialah perbuatan yang
hina dan kotor,
b.
Mada yaitu perkataan,
pembicaraan yang dusta dan kotor, dan
c.
Moha adalah pikiran, perasaan
yang curang dan angkuh.
|
|
2.
|
Catur
Pataka
|
Catur
Pataka adalah empat tingkatan dosa sesuai dengan jenis karma
yang menjadi sumbernya yang dilakukan oleh manusia yaitu Pataka yang terdiri
dari
a.
Brunaha
(menggugurkan bayi dalam kandungan);
b.
Purusaghna
(Menyakiti orang),
c.
Kaniya Cora
(mencuri perempuan pingitan),
d.
Agrayajaka
(bersuami isteri melewati kakak), dan
e.
Ajnatasamwatsarika
(bercocok tanam tanpa masanya);
Upa
Pataka terdiri dariGowadha (membunuh sapi),
a. Juwatiwadha
(membunuh gadis),
b. Balawadha
(membunuh anak),
c. Agaradaha
(membakar rumah/merampok);
Maha
Pataka terdiri dari Brahmanawadha (membunuh orang
suci/pendeta),
a. Surapana
(meminum alkohol/mabuk),
b. Swarnastya
(mencuri emas),
c. Kanyawighna
(memperkosa gadis), dan
d. Guruwadha
(membunuh guru);
Ati
Pataka terdiri dari
a.
Swaputribhajana
(memperkosa saudara perempuan);
b.
Matrabhajana
(memperkosa ibu), dan
c.
Lingagrahana
(merusak tempat suci).
|
|
3.
|
Panca
Bahya Tusti
|
Adalah
lima kemegahan (kepuasan) yang bersifat duniawi dan lahiriah semata-mata,
yaitu
a.
Aryana
artinya senang mengumpulkan harta kekayaan tanpa menghitung baik buruk dan
dosa yang ditempuhnya;
b.
Raksasa
artinya melindungi harta dengan jalan segala macam upaya;
c.
Ksaya
artinya takut akan berkurangnya harta benda dan kesenangannya sehingga
sifatnya seing menjadi kikir;
d.
Sangga artinya doyan mencari kekasih dan
melakukan hubungan seksuil; dan
e.
Hingsa artinya doyan membunuh
dan menyakiti hati makhluk lain.
|
|
4.
|
Panca
Wiparyaya
|
Adalah
lima macam kesalahan yang sering dilakukan manusia tanpa disadari, sehingga
akibatnya menimbulkan kesengsaraan, yaitu:
a.
Tamah
artinya selalu mengharap-harapkan mendapatkan kenikmatan lahiriah;
b.
Moha
artinya selalu mengharap-harapkan agar dapat kekuasaan dan kesaktian
bathiniah;
c.
Maha Moha
artinya selalu mengharap-harapkan agar dapat menguasai kenikmatan seperti
yang tersebut dalam tamah dan moha;
d.
Tamisra
artinya selelu berharap ingin mendapatkan kesenangan akhirat; dan
e.
Anda Tamisra
artinya sangat berduka dengan sesuatu yang telah hilang.
|
|
5.
|
Sad
Ripu
|
Sad
Ripu adalah enam jenis musuh yang timbul dari sifat-sifat
manusia itu sendiri, yaitu
a.
Kama
artinya sifat penuh nafsu indriya;
b.
Lobha
artinya sifat loba dan serakah;
c.
Krodha
artinya sifat kejam dan pemarah;
d.
Mada
adalah sifat mabuk dan kegila-gilaan;
e.
Moha
adalah sifat bingung dan angkuh; dan
f.
Matsarya
adalah sifat dengki dan irihati.
|
|
6.
|
Sad
Atatayi
|
Adalah
enam macam pembunuhan kejam, yaitu
a.
Agnida
artinya membakar milik orang lain;
b.
Wisada artinya meracun orang lain;
c.
Atharwa
artinya melakukan ilmu hitam;
d.
Sastraghna
artinya mengamuk (merampok);
e.
Dratikrama
artinya memperkosa kehormatan orang lain;
f.
Rajapisuna adalah
suka memfitnah.
|
|
7.
|
Sapta
Timira
|
Sapta
Timira adalah tujuh macam kegelapan pikiran yaitu:
a.
Surupa
artinya gelap atau mabuk karena ketampanan;
b.
Dhana
artinya gelap atau mabuk karena kekayaan;
c.
Guna
artinya gelap atau mabuk karena kepandaian;
d.
Kulina
artinya gelap atau mabuk karena keturunan;
e.
Yowana
artinya gelap atau mabuk karena keremajaan;
f.
Kasuran
artinya gelap atau mabuk karena kemenangan; dan
g.
Sura
artinya mabuk karena minuman keras.
|
|
8.
|
Dasa
Mala
|
Artinya
adalah sepuluh macam sifat yang kotor. Sifat-sifat ini terdiri dari
a.
Tandri
adalah orang sakit-sakitan;
b.
Kleda adalah orang yang berputus asa;
c.
Leja adalah orang yang tamak dan
lekat cinta;
d.
Kuhaka
adalah orang yang pemarah, congkak dan sombong;
e.
Metraya
adalah orang yang pandai berolok-olok supaya dapat mempengaruhi teman
(seseorang);
f.
Megata
adalah orang yang bersifat lain di mulut dan lain di hati;
g.
Ragastri adalah
orang yang bermata keranjang;
h.
Kutila
adalah orang penipu dan plintat-plintut;
i.
Bhaksa Bhuwana
adalah orang yang suka menyiksa dan menyakiti sesama makhluk; dan
j.
Kimburu
adalah orang pendengki dan iri hati.
|
0 komentar:
Posting Komentar